Sebagian masyarakat mungkin masih ada yang
beranggapan jika menabung di bank itu sebagai salah satu bentuk
investasi keuangan, begitu juga dengan asuransi. Jika membaca beberapa
literatur, kita akan mengetahui menabung dan berasuransi itu berbeda
dengan berinvestasi.
Pengertian investasi itu adalah sejumlah pengorbanan ekonomi yang kita lakukan sekarang untuk memperoleh imbal hasil di masa mendatang.
Saving, sesuai definisi harfiahnya sendiri (menyimpan), merupakan kegiatan menyimpan uang dari kelebihan pendapatan setelah dikurangi dengan pengeluaran. Bank, sesuai dengan fungsinya menurut peraturan, hanya berperan sebagai media penyimpanan uang tersebut.
Jika dahulu orang menyimpan uang di bawah
kasur, maka dengan adanya bank akan menghindarkan masyarakat dari risiko
tindak pencurian dan uangnya dimakan rayap. Memang, menabung di bank
ada bunganya, namun jika dibandingkan dengan tingkat penurunan nilai
mata uang (inflasi) dan biaya administrasi bulanan, maka bunga bank bisa
jadi tidak akan menguntungkan penabung, malah kadang nilai bunga bank
lebih kecil dari inflasi yang menyebabkan daya beli uang kita jadi lebih
sedikit. Bunga bank sebenarnya hanya sebuah strategi atau metode
pemasaran pemilik bank yang dirancang untuk memancing, membujuk,
merayu, dan menarik calon nasabah (gimmick marketing).
Seandainya sewaktu-waktu kita mengambil
uang yang disimpan di bank, maka jumlahnya sesuai dengan dengan berapa
yang kita tabung sebelumnya, jadi tidak mengikuti definisi investasi
sebelumnya kan?, simpanan di sini maksudnya berbeda dengan ‘simpanan’
lain pada umumnya.
Asuransi bukan tergolong investasi karena
fungsinya yaitu sebagai proteksi. Asuransi bisa didefinisikan sebagai
pengorbanan yang kita lakukan sekarang untuk menghindari risiko tak
terduga di masa mendatang.
Jadi jika investasi itu kita mengharapkan
imbal hasil yang kita inginkan di masa mendatang, Maka dengan asuransi
itulah kita menghindarkan resiko yang tidak kita inginkan di masa
mendatang. Contohnya jika kita berinvestasi pada reksadana dengan
potensi pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 60% selama tiga
tahun, kita benar-benar berharap itu terjadi bukan? sedangkan jika kita
ikut dalam asuransi kecelakaan untuk tiga tahun kedepan, bukan berarti
kita berharap terjadi kecelakaan pada kita.
Nanti jika risiko yang kita proteksi itu
akhirnya tidak kejadian di akhir masa asuransi, uang kita akan
dikembalikan sesuai dengan jumlah premi yang kita bayarkan. Memang ada
beberapa produk asuransi menggandeng produknya dengan beberapa unit yang
terhubung dengan reksadana, tapi sekali lagi, itupun sebenarnya lebih
kepada strategi gimmick marketing asuransi untuk mendapatkan nasabah.
Dapat disimpulkan bahwasannya dalam
perencanaan keuangan, menabung menjalankan peran penyimpanan, asuransi
dalam fungsi perlindungan, dan investasi sebagai modal untuk keuntungan
di masa depan. Tiga hal tersebut memiliki peran dan tujuan
berbeda dengan prioritas yang berbeda pula.
Asuransi patut didahulukan karena ada premi
yang merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan tiap bulannya untuk
mengamankan resiko usaha. Setelah pendapatan dikurangi seluruh
pengeluaran bulanan dan penyisihan-penyisihan termasuk premi tadi, maka
sisanya baik ditabung lebih dahulu untuk berjaga-jaga jika ada keperluan
mendadak lainnya. Kemudian baru kita bisa berinvestasi dengan bebas
tanpa dihantui rasa takut karena segala kewajiban dan antisipasinya
telah dipenuhi.
0 comments:
Post a Comment