Pages

Saturday, March 16, 2013

Kesalahan yang Dilakukan Nasabah Asuransi

Mengapa sering kali nasabah bisa salah? Ini karena banyak penjualan produk asuransi kebanyakan dilakukan berdasarkan relasi. "Sebanyak 60 persen  produk asuransi dijual dari hubungan entah dia teman, dia saudara, entah  dia pacar. (Sedangkan) 20 persen itu adalah nama besar perusahaan, (dan)  20 persen adalah knowledge (pengetahuan) mengenai produknya itu sendiri,"  ujar Taufik yang mengutip hasil survei sebuah badan asuransi.

Oleh sebab itu, ia pun berharap nasabah bisa hati-hati terkait pemilihan produk. Ini karena keluarga atau ahli warislah yang menerima manfaat dari  asuransi jiwa seorang nasabah.

Kesalahan lainnya, lanjut Taufik, yang sering kali dialami nasabah adalah produk asuransi yang terhubung dengan dengan kartu kredit. Biasanya, penawaran produk asuransi ini melalui telemarketing. "Anda punya kartu  kredit sering ditelepon, (seperti ini) Bu, track record kartu kreditnya bagus. (Produk asuransi) ini sebulan cuma iuran Rp 10.000 atau Rp 20.000. Nanti, kalau Anda meninggal, maaf, keluarga dapat Rp 25 juta. Atau nggak, utang kartu kreditnya dihapus," ungkap dia menirukan penawaran  pemasar dari agen asuransi yang bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit.

Biasanya, penawaran dengan cara seperti ini terbilang cepat prosesnya. Begitu nasabah pemegang kartu kredit menjawab "ya", maka agen akan merekam semua percakapan dan polis pun segera dikirim. Tapi, sering kali  masalahnya adalah nasabah sulit melakukan klaim. "Tapi, pada saat klaim,  fakta dari klien saya susah sekali. Bahkan, ahli waris almarhum masih dikejar oleh debt collector," sebut dia.

Menurut Taufik, itu bisa disebabkan collection departement yang bertugas untuk menagih, antara perusahaan asuransi dan kartu kredit, tidak saling terhubung. Sebagai nasihat, ia menyarankan nasabah membeli produk asuransi yang terpisah. "(Misalkan mau beli produk asuransi) untuk  kematian, ya kematianlah. Itu lebih safe dan lebih gampang klaimnya daripada yang link dengan kartu kredit," ujar dia.

0 comments:

Post a Comment